AS Tetapkan Rencana Penyelamatan Finansial

Para pejabat pemerintah Amerika Serikat (AS) tengah membuat perencanaan untuk menolong menghilangkan bad debt yang ada pada perbankan setempat sebagai bagian dari upaya mengendalikan krisis finansial global yang makin memprihatinkan

Setelah bertemu dengan anggota Kongres pada Kamis malam, Menteri Keuangan AS Henry Paulson menyatakan bahwa aturan baru dibutuhkan untuk mengatasi akar persoalan di bisnis finansial saat ini.

Langkah ini muncul menyusul sejumlah pukulan di sistem finansial dunia beberapa waktu terakhir. Berita ini tak pelak ikut mendorong kenaikan saha-saham di bursa Asia dan Eropa yang sempat terpuruk. Pada Kamis (18/9) waktu setempat, saham-saham di bursa AS terkerek 3,9% setelah rencana ini bocor ke pasar.

Di London, sebuah pengumuman yang dikeluarkan Otoritas Pengawas Jasa Keuangan untuk melarang short selling untuk sejumlah perusahaan tertentu ikut membawa perubahan sentimen pasar yang cukup dramatis.

Short-selling terjadi ketika para trader meminjam saham dari pihak lain untuk dijual, dan berikutnya dibeli kembali pada harga yang rendah untuk mendapatkan capital gain.

Indeks 100 FTSE di Inggris mengalami kenaikan hingga 6%, dengan saham-saham perbankan mendapatkan gain tertinggi. Halifax pemilik HBOS Plc, yang sahamnya harus dikuasai oleh tentakel Lloyds TSB, sahamnya terkerek hingga lebih dari 30%.

Indeks Cac 40 Perancis dan Dax Jerman ikut mengalami kenaikan, masing-masing sekitar 5,6% dan 3,7% pada perdagangan awal Kamis. Sementara Indeks Nikkei jumping hingga 3,8%, dan indeks Shanghai Composite pulih dari angka terendah selama 22 bulan terakhir recovered dan ditutup dengan kenaikan hingga 9,5%. Sedangkan Hang Seng naik 7,3%.

Serupa dengan yang dialami oleh bursa global, bursa saham di negara asal tragedi, Amerika Serikat naik menyusul berita rencana penyelamatan tersebut, dimana Dow Jones Industrial Average ditutup dengan kenaikan sebesar 3,9% di posisi 11.019,69, demikian seperti dilansir oleh BBC News.

Rencana penyelamatan yang diajukan pemerintah AS muncul pada akhir pekan ketiga September ini, menyusul gejolak tak terduga di pasar finansial dunia. Gejolak ini juga mengakibatkan krisis kepercayaan di perbankan.

Diharapkan dalam pekan ini Paulson dan Gubernur The Fed Ben Bernanke bakal merampungkan rencana pembebasan bad debt perbankan berupa aset-aset berbasis mortgage. Anjloknya harga properti dan default-nya para kreditor, menurut persepsi kantor Departemen Keuangan AS merupakan inti dari krisis finansial global.

“Kami telah bicara tentang pendekatan komprehensif yang akan membutuhkan legislasi untuk menyelesaikan aset-aset non likuid di balance sheet institusi finansial,” kata Paulson.

Sejumlah analis menanggapi langkah pemerintah dengan reaksi berbeda. “Lega rasanya mendengar adanya upaya memperbaiki asset-aset yang lemah, dan ini akan membantu sektor perbankan untuk kembali berbisnis,” kata Hans Kunnen dari Colonial First State Fund Managers di Australia.

Namun BBC Business Editor Robert Peston mengatakan bahwa pembelian asset dengan menggunakan dana pembayar pajak merupakan penghinaan besar buat Wall Street. Dan ini akan merusak citra Amerika Serikat dalam mengalokasikan sejumlah bisnisnya ke seluruh dunia,” kata Peston.

Kondisi tersebut menurutnya bakal menurunkan citra mata uang dolar, dan menaikkan inflasi dan bakal meningkatkan biaya utang jasa buat otoritas Amerika.

Leave a comment